iNNews, Bandung – Bupati Bandung Dadang Supriatna melaksanakan Rembug Bedas di tiga desa di Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung, Senin (30/12/2024).
Rembug Bedas ke – 205 dilaksanakan di Desa Tanjunglaya, Rembug Bedas ke-206 di Desa Cikancung, dan Rembug Bedas ke- 207 di Desa Cihanyir.
Rembug Bedas di tiga desa itu, menurut Dadang Supriatna untuk melaksanakan agenda sebelumnya yang sudah dijadwalkan. Tetapi Karena ada gempa bumi di Kertasari pada 18 September 2024 lalu, sehingga dilaksanakan sekarang.
Dalam kesempatan itu, Dadang Supriatna melaporkan kinerjanya selama menjabat Bupati Bandung 3,5 tahun, yakni 13 program prioritas.
13 program prioritas itu di antaranya: insentif guru ngaji dengan anggaran Rp 109 miliar per tahun, program pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan, menyelesaikan 5 rumah sakit, program Besti (Beasiswa Ti Bupati), peningkatan insentif RT, RW, Linmas, BPD, LPMD, dan 20 kader PKK di setiap desa.
Mulai Januari tahun 2025, kata Dadang Supriatna 51. 000 kader PKK akan mendapatkan insentif dan BPJS Ketenagakerjaan. RT, RW, perangkat desa, kepala desa, BPD yang sebelumnya sudah menerima BPJS Ketenagakerjaan, akan ada tambahan ditingkatkan manfaatnya. Yaitu ada tiga manfaat dari BPJS Ketenagakerjaan itu, pertama jaminan kecelakaan, kedua jaminan kematian dan ahli warisnya akan mendapatkan santunan, serta ketiga jaminan hari tua.
“Mulai Januari 2025, jika ada yang meninggal dunia ahli warisnya mendapatkan santunan Rp 42 juta ditambah Rp 174 juta untuk biaya pendidikan (beasiswa) ahli warisnya, sehingga totalnya sebesar Rp 216 juta,” katanya.
Ia mengatakan setelah program BPJS Ketenagakerjaan itu digulirkan, tercatat 840 orang yang sudah meninggal, sedangkan kecelakaan ada 16 kasus.
Mulai Januari 2025, ada jaminan hari tua dari program BPJS Ketenagakerjaan itu.
Bupati juga menyampaikan bahwa selama 3,5 tahun APBD Kabupaten Bandung yang awalnya Rp 4,6 triliun naik jadi Rp 7,52 triliun.
Dadang Supriatna juga menyosialisasikan program pertanian, khususnya dalam pemberian bantuan pupuk dari pemerintah langsung ke gapoktan masing-masing. Tidak lagi dititipkan ke agen.
Menurutnya, pada tahun 2025, pemerintah akan memberikan anggaran kepada para petani kurang lebih sebesar Rp 50 miliar, di antaranya Rp 25 miliar untuk dihibahkan dan Rp 19 miliar untuk program.
“Jika gapoktan tak punya anggaran untuk menebus pupuk, kami sudah menyiapkan program pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan. Makanya, nanti akan kita tingkatkan program pinjaman ini sampai Rp 100 miliar,” katanya.
Di tahun 2025, di 100 hari kerja Dadang Supriatna juga akan menciptakan 10.000 lapangan usaha. Ia mencontohkan untuk warga di Desa Cikancung, disiapkan untuk 50 orang siapa saja yang akan berangkat ke Jepang dan Korea. Begitu masuk 100 hari kerja, bisa langsung berangkat dan bekerja.
Bupati juga memberi kesempatan kepada ibu-ibu yang ingin menjadi makeup artist, atau bekerja di perusahaan, diberikan kesempatan untuk 10.000 orang mendapat pelatihan dahulu. *** Sopandi