iNNews, Bandung – Sebanyak 250 balita stunting di Desa Cangkuang Kulon, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung diberi tambahan makanan protein hewani dari Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat.
Hadir dan menyerahkan secara simbolis pemberian makanan tambahan protein hewani ini dari Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat, Anggota Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat, Agung Yansusan Sudarwin, Ketua TP PKK Kabupaten Bandung,Hj. Emma Dety, Camat Dayeuhkolit Asep Suryadi, dan pihak lainnya.
Anggota Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat Agung Yansusan Sudarwin mengatakan pemberian tambahan tambahan makanan protein, karena sebelumnya tidak ada, ia merasa Kabupaten Bandung ini target prioritas untuk pengentasan stunting , diminta tambahan akhirnya disetujui oleh dinas.
Ia berharap kegiatan ini menjadi contoh atau edikusi pemerintah setempat tingkat kecamatan desa mempublikasi program yang sama bagaiman caranya agar tidak ada yang stunting lagi . Agung pun berharap kepada wartawan kalau membuat berita atau konten agar menyampaikan betapa pentingnya protein dalam makanan sehari-hari.
Menurut Sekdes Desa Cangkuang Kulo , Gun Gun H Permana, di Desa Cangkuang Kulon ada 315 balita stunting, yang diprioritaskan diberi tambahan makanan protein hewani, yang di antaranya susu dan telor ini sebanyak 250. Pemberian makanan protein hewani diserahkan di aula Desa Cangkuang Kulon, Kamis (20/2/11/2025).
Gun Gun menyampaikan terima kasih kepada kepada Dispakan Provinsi Jawa Barat dan DKPP Kabupaten Bandung , sekaligus kepada Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bandung Hi. Emma Dety yang hadir menyerahka bantuan secara simbolis kepada keluarga balita stunting.
Pemberian makana protein hewani tersebut kata Gun Gun dalam upaya penurunan angka stunting. Selain itu pemberian makan tambahan leguler dari dana desa dilakukan oleh Pemerintah Desa Cangkuang Kulon di posyandu-posyandu di wilayah desa.
Gun Gun mengaku, siklus angka stunting di Cangkuang Kulon tiap tahun menurun, namun jika tiba-tian ada tambahan melonjak, itu karena balita yang baru terdaftar di Posyandu, yang sebelumnya orang tua balita tersebut tidak pernah ke Posyandu.*** Sopandi