iNNews, Bandung – Desa Margahayu Tengah (Marteng) Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung sedang berupaya menjadi desa mandiri sampah. Dikatakan kepala desanya, Drs. Asep Zaenal Mahmud, mandiri sampah artinya tidak ada lagi residu sampah yang dibuang.
Karenanya, kata Asep Zaenal, pihaknya sedang menunggu bantuan mesin insulator sampah dari provinsi, yakni mesin motah pembakar sampah dengan harga yang cukup lumayan, sekitar Rp 1,6 miliar.
“Mudah-mudahan di bulan Agustus ini sudah bisa mulai terealisasi sehingga bulan September kita sudah bisa mengelola sampah secara mandiri,” kata Asep Zaenal di kantornya di kantornya, Selasa (12/8/2025).
Pengelolaan sampah di Desa Margahayu Tengah cukup berhasil. Dari 16 RW di Margahayu Tengah sampah di 10 RW dikelola oleh desa dengan diangkut 4 truk termasuk 1 truk yang baru dibeli dari anggaran desa, untuk melayani 2.270 rumah. Sedangkan 6 RW sampahnya dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup.
“Sementara ini yang dioperasikan sehari 2 truk, jadi volume sampahnya itu sendiri perhari 4 truk yang diangkut dari RW ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) desa yang ada di Jalan Kopo,” katanya.
Kata Asep, pengolahan sampah berjalan sambil edukasi terhadap masyarakat juga terus berjalan, supaya sampah menjadi dua wadah untuk sampah basah dan kering sudah sudah ada peningkatan. Sampah yang bisa didaur ulang atau dijual juga berjalan. Sampah organik dijadikan pupuk dan sebagian diuraikan oleh magot.
Yang menjadi masalahnya, masih ada residu, sehingga diharapkan mesin insulator dari Gubernur Jawa Barat itu sangat diharapkan terealisasi.
Keinginan untuk menjadi desa mandiri sampah juga, kata Asep didorong oleh kondisi TPA Saro mukti sekarang tidak mampu lagi memerina sampah residu, terutama terutama pendamping. “Jadi kita sedang berupaya menjadi desa mandiri sampah, mengupayakan sampah dari Desa Margahayu Tengah tidak ada residu lagi,” katanya.***Sopandi