iNNews, Bandung – Memasuki hari ke-4 pascagempa bumi di Kabupaten Bandung, khususnya yang melanda wilayah Kecamatan Kertasari, Pangalengan dan Pacet saat ini sedang memasuki proses assessment.
Hal ini disampaikan Bupati Bandung Dadang Supriatna saat menghadiri giat Yaumul Ijtima Kajian Kitab Hikam di Pontren Darunnian Al Islami, Jalan Cagak Desa Maruyung Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung, Sabtu (21/9/2024).
“Penanganan pascagempa bumi di Kabupaten Bandung, saat ini mau ke assessment, tetapi perlu dilaksanakan pelatihan dan bimtek (bimbingan teknis) dulu. Tadi jam 10 sudah mulai pelaksanaan bimteknya. Ada tim 50 yang akan ke lapangan untuk melihat kondisi bangunan itu rusak berat, sedang, atau ringan,” kata Dadang Supriatna.
Assessment itu, kata Dadang Supriatna, untuk mengetahui mana yang ditangani BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) melalui anggaran APBN, dan mana yang ditangani Provinsi Jabar dari anggaran APBD Provinsi Jabar, dan mana yang ditangani APBD Kabupaten Bandung.
“Ini tentu, semuanya kembali kepada data. Ketepatan data ini tidak hanya pada like and dislike, tapi harus berdasarkan data faktual di lapangan,” kata Dadang.
Untuk penanganan bencana gempa bumi di Kabupaten Bandung, menurut Dadang Supriatna, pihaknya kemarin sudah mengadakan rapat dengan para kepala desa dan camat di daerah yang terdampak gempa bumi.
Selain itu juga rapat dengan para stakeholder dan dengan BNPB. “Hari ini akan difinalisasi. Mudah-mudahan dalam waktu satu dua hari ini bisa selesai,” kata Bupati Bedas ini.
Dadang Supriatna menyebut kondisi rumah atau bangunan yang rusak akan mendapatkan bantuan dari BNPB sebesar Rp 60 juta untuk perbaikan bangunan tersebut. Rusak sedang mendapatkan bantuan Rp 30 juta dan rusak ringan Rp 15 juta.
Apabila tidak masuk pada kategori tersebut, menurut Dadang Supriatna nanti masuknya dibiayai APBD Provinsi Jabar atau APBD Kabupaten Bandung.
“Juga dari BAZNAS kita akan terus berkumpul, sehingga tidak ada double bantuan yang disalurkan kepada warga terdampak gempa bumi,” kata Dadang Supriatna.
Bupati Bandung menyebut, pada hari pertama terjadi gempa bumi, sebanyak 5.000 rumah lebih mengalami kerusakan. Saat itu Bupati Bandung sempat menginap di tempat pengungsian bersama warga terdampak gempa bumi.
“Saat ini, total sekitar 8.400 rumah yang terdampak gempa bumi. Selain itu sarana ibadah sebanyak 38 bangunan, sarana pendidikan, kesehatan, bangunan Madrasah dan pesantren juga terkena dampak gempa bumi,” terang Dadang. .
Menurut Bupati Bandung, rumah-rumah warga yang terdampak gempa bumi itu, tidak semua lahan milik sendiri. Ada yang numpang di lahan milik perkebunan dan tak jelas. Sementara bantuan pemerintah pusat melalui BNPB dengan catatan tanah hak milik.
Untuk penanganan bencana alam gempa bumi itu, kata Dadang Supriatna melibatkan BAZNAS, dengan harapan BAZNAS bisa membantu warga yang terdampak gempa bumi, sehingga BAZNAS turun langsung ke lapangan.
Dadang Supriatna menyampaikan, hampir 30 kali gempa bumi susulan saat hari pertama gempa. “Berdasarkan hasil kajian dan assessment BMKG, sekarang ini warga bisa mengisi rumah kembali,” katanya.
Ia berharap rumah rusak bisa segera diperbaiki. Kang DS mengajak para pengusaha lokal untuk ikut serta membantu masyarakat dalam perbaikan rumah yang rusak.
“BAZNAS bisa mendorong untuk perbaikan. Penanganan pascagempa bumi bisa dilaksanakan dengan cepat, dan bisa segera diselesaikan, mengingat keburu turun hujan,” katanya.*** d/Ay